Nahyez613-- Di sepertiga malam yang sunyi sepasang suami istri mengadu pada Rabb-nya tentang segala apa yang dialaminya. Sementara angin berhembus menusuk tulang yang semakin rapuh karena termakan usia namun tidak dengan semangat ibadahnya mereka.
Sebut saja Pak Bejo yang kala itu tengah berusaha menghibur sang Istri
"Bu, yang sabar ya. Insyaallah ibu akan sembuh sakit kakinya. Nanti kalau Bapak ada rezeki ibu bisa operasi sesuai saran dokter supaya benjolan dilutut ibu bisa kempes dan tidak sakit lagi"
"Iya Pak, ibu nggak apa-apa masih bisa ditahan sakitnya. Sekarang yang penting kita usahakan untuk biaya Iman dulu ikut program belajar persiapan kerja di Korea. Melihat semangatnya belajar walaupun sudah pernah gagal tapi dia semakin rajin belajarnya itu bikin ibu jadi seneng Pak"
Namun setelah mengatakannya sang ibu justru teringat pada Amin, anaknya yang kini tengah dirawat di rumah sakit. Lama -kelamaan tangisnya tak terbendung lagi. Kedua orang tua itu, mereka dikaruniai 3 anak lelaki, yang pertama bernama Imron dan si kembar Iman dan Amin.
Pekerjaan Pak Bejo adalah supir angkot, penghasilannya tak pasti. Istrinya dulu perias pengantin namun sudah jarang merias lagi karena kakinya yang sering sakit sehingga tak mampu lagi berdiri lama. Beruntung anak pertamanya sudah bekerja, walaupun penghasilannya tidak banyak namun cukup untuk membiayai keluarganya makan sehari-hari. Imron adalah anak yang berbakti dan selalu sigap memenuhi kebutuhan untuk keluarganya.
Suatu ketika Amin sudah pulang dari RS, dengan kondisi masih lemah. Iman menatapnya berusaha menghiburnya,
"Min, semangat sembuh min biar bisa kuliah lagi. Kasian mas Imron, bapak dan ibu, biar kita bisa bantu mereka. Do'akan aku biar lulus karena minggu depan ujian. Kalau lulus bisa langsung berangkat kerja, aku mau biayain ibu operasi kakinya min"
Tangis merekapun pecah. Hari berganti hingga akhirnya hari ujianpun tiba. Pagi dini hari langitpun masih gelap sementara adzan shubuh berkumandang. Pak Bejo dan anak-anaknya terbiasa sholat berjamaah di masjid. Kebetulan rumahnya dekat masjid, Iman memutuskan pulang lebih awal dan menyiapkan sesuatu. Sesampainya dirumah Iman lantas membawa Baskom berisi air untuk mencuci kaki ibunya
"Bu,maafin iman ya bu pasti Iman banyak salah selama ini. Pendongane nggih bu? Lancar semuanya, diberikan yang terbaik dan semoga Allah ridho dengan usaha Iman..."
"Naak... Kamu ga punya salah apa-apa, kalaupun ada ya sudah ibu maafin. Kamu anak yang nurut. Ibu dan bapak selalu mendo'akan kamu supaya lancar disetiap apa yang kamu usahakan dan mendapat rahmat dan barokah dari gusti Allah nu agung Aamiiin..." Isak tangis anak dan Ibu itu semakin dalam begitu larut dengan kasih sayang. Seolah membuka pintu langit diwaktu shubuh mengharap rahmat dan karuniaNya.
Hari ini ujian telah terlewati, senjapun tiba. Semua menunggu pengumuman dengan harap cemas, akhirnya pesan pengumuman sampai juga ke ponsel, disana tertulis bahwa Iman dinyatakan lulus. Setelah Iman membacanya, ia langsung memeluk semuanya dan sujud dibawah kaki ibunya.
Kisah tadi tentu mengingatkan kita tentang hadits Rasulullah,
"Ridho Allah tergantung pada ridho orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua (H.R. Tirmidzi)
Ridho orang tua begitu penting untuk keberkahan hidup anak-anaknya, supaya Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah pada anak-anaknya sehingga anak-anaknya menjadi anaknyang sholeh dan berbakti oada orang tua.Laeli Tejal
0 Komentar