![]() |
| Google.com |
Nahyez613-- Bersyukurlah setiap orangtua yang telah dikaruniai anak oleh Allah SWT. Sebab anak merupakan
amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orangtua dan sekaligus sebagai
anugerah terindah dari-Nya.
Para
orangtua tentu sangat mendambakan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang shaleh,
penyejuk mata dan jiwa. Karena amal shaleh anak bisa menjadi sedekah jariyah
yang pahalanya tidak akan terputus hingga hari kiamat tiba.
Rasulullah
SAW bersabda, "Apabila anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya
kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
shaleh yang mendoakannya." HR. Muslim.
Maka
dari itu sudah menjadi kewajiban orangtua untuk mengasuh, memelihara,
melindungi, dan mendidik anak. Sebagaimana seorang anak berhak mendapatkan
pendidikan terbaik dari orangtuanya.
Kapan pendidikan anak dimulai?
Pendidikan
anak dalam tinjauan Islam terbagi dalam dua periode, yaitu pendidikan prenatal
dan postnatal. Pendidikan prenatal ialah usaha sadar orangtua untuk mendidik
anaknya yang masih dalam kandungan istri. Dan pendidikan postnatal merupakan
pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga dimulai dari manusia lahir hingga
akhir hayatnya.
Pada
umumnya para orangtua fokus kepada pendidikan postnatal yang dimulai dari masa
prasekolah yaitu masa usia dini 0-6 tahun. Masa tersebut biasa disebut dengan
istilah "golden age", atau masa-masa keemasan. Karena sekitar
80 persen otak anak berkembang sangat cepat pada periode tersebut.
Tahukah
Ibu dan Ayah? Sebagai orangtua yang mendambakan anak yang shaleh, wajib bagi
kita mengutamakan pendidikan prenatal. Karena pada hakikatnya kehidupan manusia
dimulai dari masa prenatal.
Masa
prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi,
yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu
kelahiran seorang individu.
Sumber
pendidikan prenatal menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah adalah dari ayat Al-Qur'an
QS. An-Nahl ayat 70 yang artinya, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur."
Ayat
di atas memberikan bukti bahwa janin dalam kandungan telah dianugerahi oleh
Allah SWT daya pendengaran, penglihatan, dan hati, serta telah memiliki fungsi
sejak ditiupkan ruh kepadanya. Dengan penjelasan ini, dapat diyakini bahwa
janin mampu berinteraksi dengan keadaan internal maupun eksternal rahim. Sehingga
stimulasi dapat ia terima selama masa prenatalnya.
Lalu apa sajakah metode-metode pendidikan prenatal?
Metode-metode
pendidikan prenatal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Metode doa
Mendidik
janin dengan doa berarti seorang ibu hamil berdoa untuk kebaikan diri, janin,
dan keluarganya. Doa ini secara langsung menjadikan ibu merasa tenang dan
nyaman, tetap bersemangat menghadapi kehamilannya, sehingga janin pun ikut
tenang dalam kandungan.
Bagi
bayi, ia telah mendengar kalimat-kalimat doa yang diucapkan oleh ibunya. Keras
lembutnya lantunan doa ibu, sikap ibu dalam berdoa, dan perasaan ibu ketika
berdoa (dari pola napas dan kecepatan detak jantung) turut memengaruhi kondisi
bayi. Jadi, bayi dalam rahim sebenarnya turut terlibat ketika ibu berdoa.
Katakan
misalnya, "Dek, kita mau makan, berdoa dulu, yuk..." kemudian ucapkan
doa mau makan. Begitu pula lakukan hal yang sama ketika anda selesai makan,
hendak ke kamar mandi dan keluarnya, hendak tidur serta ketika bangun, saat
bercermin, saat berganti pakaian, saat bepergian dan pulangnya, juga saat
apapun yang disunahkan membaca doa.
2.
Metode ibadah
Besar
sekali pengaruh yang dilakukan ibu dengan melakukan metode ibadah ini bagi
janin dalam kandungan. Diantaranya adalah melatih kebiasaan beribadah juga
menguatkan mental spiritual dan keimanan anak setelah lahir dan tumbuh dewasa.
Menjalankan
program pendidikan dengan metode ini, hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak dalam kandungan dengan tiga tahapan sebagai berikut:
- Pada periode pembentukan zigot, yaitu melakukan shalat hajat dan zikir, serta dihubungkan dengan doa-doa tertentu.
- Padaperiode pembentukan embrio, yaitu sama dengan tahap pertama.
- Pada periode fetus, periode inilah yang lebih konkret. Artinya, segala aktivitas ibadah si ibu harus menggabungkan diri dengan si anak dalam kandungannya. Misalnya, si ibu akan melakukan shalat Maghrib, kemudian si ibu berkata, “Hai nak…mari kita shalat!” sambil mengajak dan menepuk atau mengusap-usap perutnya.
Pada
periode ini, sangat baik bagi ibu untuk rajin melaksanakan ibadah, baik yang
wajib maupun sunah.
3.
Metode membaca dan menghafal al-Qur'an
Program
stimulasi al-Qur'an prenatal membuat anak terlahir lebih cepat merespon bila
diajak bicara, lebih cepat paham bila diajari, lebih aktif dan ceria, lebih
mudah bergaul, lebih senang melafalkan dan mendengar kalimat thayyibah
(kalimat baik), lebih sopan dan sensitif, mudah dinasehati, dan mudah diarahkan
serta dibimbing.
Jadi,
anak yang mendapatkan perlakuan khusus dengan pemberian stimulasi pembacaan al-Qur'an
sejak dalam kandungan menampakkan ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan tinggi.
Ini
disebabkan rangsangan al-Qur'an selama dalam kandungan turut membantu proses synaptogenesis
(pembentukan hubungan antara sel saraf otak) dengan nilai-nilai keaimanan
anaksejak periode prenatalnya. Begitu anak lahir, ia telah memiliki potensi
karakter, kepribadian,kecerdasan, dan kepekaan spiritualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan anak yang tidak mendapatkan stimulasi.
Metode
menghafal al-Qur'an, Misalnya, “Nak, mari kita menghafal al-Qur’an!” Si ibu
lalu menepuk perutnya dan langsung membacakan ayat-ayat al-Qur’an dengan berulang
kali hingga hafal betul. Menghafal dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang
bacaan ayat al-Qur’an pada anak dalam kandungan oleh kedua orangtua (calon ibu
atau ayah), orang lain, atau bahkan lewat rekaman murottal.
4.
Metode zikir
Setiap
kali anda santai dan rileks, katakan kepada janin dengan suara anda, "Mari
kita berzikir!" sambil mengusap perut anda beberapa kali, kemudian
mulailah melantunkan kalimat-kalimat dzikrullah.
Secara
psikis dzikir dapat menenangkan kondisi jiwa ibu hamil. Dimana pada masa itu
cobaan yang dialami seorang ibu sangat berat. Kondisi jiwa yang tenang dan
stabil sangat dibutuhkan bagi ibu hamil.
5.
Metode instruktif
Memberikan
instruksi kepada janin untuk melakukan suatu perbuatan yang lebih kreatif dan
mandiri. Bayi prenatal pada umumnya hanya bisa bergerak beberapa gerakan
seperti memutar juga menendang perut ibunya. Inilah saat yang tepat untuk
memberikan instruksi pada janin, seperti contoh dengan mengajak bicara atau
menanyakan suatu pertanyaan.
6.
Metode dialog
Metode
ini sangat bermanfaat sekali bagi sang janin sebagai wadah interaksi guna
menjalin komunikasi dan kedekatandengan janin. Dalam metode ini si ibu bisa
mengenalkan ayah kepada janin.
Bonding tidak hanya berlaku untuk ibu kepada janinnya, tetapi juga ayah kepada janinnya. Jauh lebih dari itu, sang bayi akan tumbuh dan berkembangmenjadi anak yang penuh percaya diri dan merasakan pertalian rasa cinta, kasih dan sayang dengan mereka.
7.
Metode bermain dan bernyanyi
Metode
ini cukup dilakukan sederhana saja. Sebagai contoh, ketika anak dalam kandungan
mulai menendang perut si bayi atau berputar-putar di sekitar perut, maka si ibu
hendaknya menyambut dengan kata-kata yang manis dan penuh kasih sayang.
Misalnya,
“Adik sayang, ada apa nak? Mari bermain-main dengan ibu!” sambil menepuk perut
atau membalas tepat disekitar tendangan bayi tersebut, sambil katakan sesuatu
perkataan manis, atau paling tidak bahasa tertawa atau tersenyum, riang dan
bahagia.
Lakukan
beberapa kali hingga ia berhenti menendang perut ibu. Kemudian si ibu hendaknya
mengakhiri permainan ini dengan memberikan alunan suara merdu, berupa lantunan ayat
suci al-Qur'an, lagu-lagu indah, atau syair-syair yang bernuansa riang gembira.
Sehingga si bayi betul-betul tertidur atau tidak menendang.
Dalam
melaksanakan metode-metode ini, peran calon ayah dan ibu sebagai orangtua
sangatlah penting. Bukan hanya ibu tapi ayah juga wajib andil dalam mendidik
anak di masa prenatal. Metode-metode ini adalah bentuk ikhtiar dan doa orang
tua agar anak-anaknya kelak bisatumbuh menjadi anak yang saleh, penyejuk mata
dan jiwa. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.<Rahduta Putri>
Referensi:
Deri
Rizki Anggarani & Yazid Subakti. 2020. Happy parenting with Qur'an &
Sunah. Surakarta: Ziyad Books.
Sumber:
https://makalahpaiku.blogspot.com/2013/09/konsep-pendidikan-pra-natal-post-natal.html?m=1

0 Komentar