Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Jadilah SUPER di Levelmu Masing-masing


 30 Jejak Perjuangan 'Santri Betina' Gontor Putri

Buku Bukan Santri Biasa


Nahyez613-- Dahulu, para orang tua memondokkan anaknya yang bermasalah ke pesantren agar tidak nakal. Pesantren seakan menjadi bengkel anak nakal atau bahkan tempat penitipan anak untuk orang tua yang sudah tidak sanggup mengasuh anaknya.

Dahulu, orang tua enggan memasukkan anaknya yang pintar ke pesantren dengan alasan, anaknya mau diarahkan menjadi PNS atau ASN, dokter, arsitek, ilmuwan dsb. Bukan diarahkan untuk jadi ustadz atau ustadzah. Kyai/ Bu nyai , atau ulama. Maka lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya di lembaga umum.

Kini,  bisa jadi, hal yang seakan hanya terjadi dahulu kala, meski tak semasif dulu, masih banyak menghuni pikiran banyak orang tua, masyarakat umum, bahkan alumni pesantren sendiri yang terkungkung stereotip dan stigma sempit tentang peran pesantren dan alumninya. Alumni pesantren bisa apa? 

Gontor, sebagai pelopor pesantren modern, dimana santrinya tidak hanya diajarkan ilmu agama semata, namun juga ilmu umum, soft skill, dan ekstrakurikuler seni, olah raga, kepanduan, serta olah keterampilan berpidato. Bahkan, pondok yang bernama resmi Darussalam ini mewajibkan para santrinya berbicara sehari-hari dalam bahasa Arab dan Inggris.

Lebih jauh lagi, para santrinya dilatih mental dan jiwa nya untuk mandiri, latihan berorganisasi, mengurus ribuan adik kelasnya dari masalah dapur, usaha, hingga disiplinnya.

"Menjadi ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama" adalah salah satu misi besar output pendidikan Gontor. Diharapkan, para alumninya, selain bisa menjadi tempat bertanya tentang ilmu agama, juga dapat membantu persoalan masyarakat, bangsa hingga dunia secara praktis di berbagai bidang. Memasuki usia yang ke 100 tahun, tidak terbilang alumninya yang telah berkiprah di berbagai bidang di Indonesia bahkan dunia.


Kado Kecil 30 Tahun Gontor Putri


Lalu bagaimana dengan Gontor Putri sebagai pioneer pendidikan Islam modern khusus perempuan di usianya yang ke 30 tahun? Dengan karakteristik keputrian yang khas, Alumni Gontor Putri secara umum dapat memaksimalkan perannya dalam 3 lingkup tugas utama: wazhifah thabi'iyyah; tugas alami sebagai ibu, wadhifah manziliyah, tugas domestiknya sebagai istri dan manajer keluarga, juga dilengkapi wazhifah ijtimi'iyyah; tugas sosialnya sebagai wanita pendukung ekonomi keluarga, penggerak masyarakat, juga pengabdi bangsa.

Buku "Bukan Santri Biasa" ini, adalah bukti nyata, bagaimana kiprah para santriwati setelah terjun langsung di masyarakat. Membuka cakrawala wawasan dan menjawab pertanyaan masyarakat, "Alumni pesantren putri bisa apa? Terjawab tuntas dan luas di buku ini.

Realita berkata, justru ditengah merosotnya moral zaman, dunia membutuhkan orang yang memahami agama (faqih fi ad- din) sekaligus menguasai berbagai disiplin ilmu dan bergerak menjadi praktisi di bidangnya. Hingga tercipta profesi  bijak berlandaskan akhlak dan nilai agamis.

Ketika menyempatkan diri membaca serta mengecap berbagai rasa dari 30 kisah nyata kehidupan srikandi-srikandi Nahyez (demikian saya menyebut para alumni Gontor Putri 2005, nama pendek dari almamater mereka), ada rasa haru dan syukur mendalam terbit dari menelaah segala lika-liku perjalanan kehidupan yang dilakoni demi menorehkan sekelumit sejarah yang nyata.

Ada yang mendedikasikan diri sebagai bidan, dokter, apoteker, insyinyur, perangkat desa, penerjemah bahasa Asing, jurnalis, panwaslu,  hingga notaris. Betapa nama-nama profesi tersebut seakan sangatlah asing dari dunia kepesantrenan yang dekat dengan mengaji Qur'an dan seakan tak mungkin tersentuh oleh lulusan pesantren. 

Di buku ini, tergambar dengan sangat menarik bagaimana langkah kesuksesan mereka menggapai profesi tersebut. Dan untuk membuktikan, sebagai santri, profesi tidak hanya sebagai pendulang pundi uang tapi harus menjadi pendulang pahala dan karya. Amazing! Ma sya Allah!

Bungah rasa hati ketika menemukan sosok-sosok Khadijah masa kini yang turut serta bergelut di bidang kewirausahaan. Kepala ini ikut geleng-geleng melihat ragam usaha yang unik : fashion baju anak, ternak lebah, wedding organizer, travel umrah, handycraft, dekorasi, kuliner hingga klinik kecantikan. Ternyata santriwati punya juga nyali berbisnis.

Tentunya tautan kisah yang memyentuh dari para pejuang pendidikan dan aktivis sosial dakwah kemasyarakatan. Bagaimana  seorang Bu nyai membentengi umat menghadapi tantangan kristenisasi. Ada juga yang menyediakan diri menyalakan lentera pendidikan dari lereng gunung. 

Beberapa lainnya mendedahkan langkah mendidik tunas bangsa di usia emas dini mereka, mengayomi yatim dan duafa, juga anak berkebutuhan khusus. Berikut juga para pejuang wanita Nahyez yang meluaskan kebermanfaatannya untuk sesama. Baik yang menjadi kurir wakaf Sirah keteladanan, hingga yang siap berpeluh mengusahakan tersedianya sumur air bersih di pedusunan pelosok.

Sebagai motivator yang juga aktivis sosial independen, saya memahami bahwa keindahan hubungan kita sebagai manusia dengan Sang Pencipta, Allah Yang Maha Esa, mestilah tercermin dalam sentuhan nyata kepedulian pada hubungan kita dengan masyarakat bahkan umat manusia. 

Hal inilah yang akan melahirkan rasa tanggung jawab yang besar untuk turut berperan aktif, mengambil andil yang signifikan untuk berkontribusi pada umat dan dunia dengan segala daya, upaya, ilmu, serta kreatifitas yang dimiliki yang kental diwarnai dengan nilai-nilai Islami dan filosofi pesantren.

Dari kisah-kisah ini mengingatkan kita  kembali amanah pesantren yang kita emban, "Hidup Sekali Hiduplah yang Berarti."

Adagium ini sama artinya dengan, di rumah jadilah berarti. Di masyarakat jadilah berarti. Kehadiranmu ditunggu dan dibutuhkan untuk urun solusi. 

Teruslah menggapai mimpi memenuhi nasehat Sang Nabi menjadi sebaik-baik hamba dengan menebar manfaat untuk sesama.

Harus mulai dari mana? Mulailah dari baca buku "Bukan Santri Biasa" ini.

Kita akan mendapatkan selaksa inspirasi untuk berperan dan memberi manfaat nyata.


Posting Komentar

0 Komentar