Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Empat Kesalahan Besar Orangtua Zaman Now!

 

Nahyez Menulis
google.com

Nahyez613 -- Semua orangtua rasanya setuju bahwa menjadi orangtua adalah proses pembelajaran seumur hidup. Terus-menerus,  penuh dengan proses trial dan error serta tingkat kesulitan yang berbeda. Sebab setiap anak lahir dengan keunikannya sendiri.

Tidak ada ‘bekal pengalaman sebelumnya’ dalam menjadi orangtua sebelum seseorang terjun membesarkan seorang anak dengan kedua tangannya sendiri. Dan mereka diharapkan membesarkan seorang manusia seutuhnya dengan baik.

Memenuhi kebutuhan pangan dan sandang atau membayar iuran sekolah, tidak serta-merta lalu menjadikan seseorang itu ‘orangtua yang baik’. Sebab mengasuh dan mendidik anak-anak bermakna lebih dalam daripada itu.

Bertanggung jawab sepenuhnya atas bagaimana mereka tumbuh menjadi manusia dengan kepribadian yang baik, sering dilupakan. Bagaimanapun sulitnya itu, seorang anak tidak pernah minta dilahirkan. Kitalah yang menginginkan mereka hadir di hidup kita.

Karenanya, melampiaskan kemarahan pada mereka, membentaknya, atau bahkan menghukumnya karena tidak memenuhi ekspektasi atau target yang ditetapkan, rasanya adalah hal yang tidak bisa dibenarkan.  

Berapa banyak orangtua yang mengharuskan anak mereka menjadi nomor satu di sekolah, hanya karena haus pujian dari orang lain? Berapa banyak orang tua yang berusaha melakukan segala cara untuk membuat sang anak naik peringkat, hanya karena mereka tak sanggup mendengar cemohan orang tentang anak mereka yang tak mampu meraih prestasi.

Sebegitu pentingnyakah pandangan orang lain? Dengan dalih demi kebaikan anak-anak, berapa banyak orangtua yang sering mengorbankan perasaan anak-anak demi terlihat baik di mata orang lain?

Marina Mellia, seorang profesor di bidang psikologi sekaligus pakar pengasuhan, telah menjelaskan kesalahan umum yang sering dilakukan orangtua. Banyak orangtua yang terjebak dalam pola pikir membesarkan anak-anaknya menjadi manusia yang sukses, yang menyebabkan anak-anak itu sendiri memiliki masa kanak-kanak yang kurang bahagia.

Marina telah menemukan banyak kasus ketika orangtua mengabaikan aspek penting dari komunikasi, yaitu sinyal yang kita kirimkan kepada anak-anak kita dengan kata-kata dan tindakan kita. Ada empat kesalahan dalam parenting yang sering dilakukan orangtua, diantaranya yaitu:

Pertama, programming for success. Memprogram tangga kesuksesan anak sedemikian rupa. Beberapa contoh kesalahan ini adalah mengabaikan anak kita terlalu banyak dan hanya memerhatikan mereka ketika mereka sakit.

Hal ini yang akan membuat mereka berpikir bahwa sakit adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian. Hal lainnya adalah tidak membiarkan anak melakukan kesalahan sedikitpun, menuntut mereka mendapatkan nilai sempurna bahkan dalam pelajaran les tambahan.

Orangtua mengontrol penuh bagaimana anak bertindak, bersikap, dan memilih. Sehingga tidak membiarkan anak mempercayai naluri mereka sendiri atau bahkan tidak dapat belajar dari kesalahan mereka, dan cenderung depresi ketika tidak sengaja berbuat salah

Kedua, destructive phrase atau kata-kata yang menghancurkan. Dari namanya saja kata-kata tertentu yang digunakan orangtua dapat merusak kepribadian mereka. Orangtua harus menghindari penggunaan frasa yang merusak dengan segala cara.

Ungkapan yang merusak bukan hanya ungkapan dengan umpatan, tetapi juga ungkapan yang membuat anak merasa bersalah karena tidak mencapai sesuatu. Misalnya, orangtua tidak boleh membicarakan tentang berapa banyak yang telah mereka keluarkan untuk anak-anak, atau seberapa banyak orangtua berkorban. Semua yang telah orangtua lakukan untuk anak-anak adalah sebuah tanggung jawab.

Ketiga, trying to raise the best student or a champion. Si Harus menjadi juara. Kasus ini paling sering terjadi ketika orangtua sendiri telah mencapai kesuksesan tertentu dan ingin anak-anak mereka mencapai ‘standar’ yang mereka tentukan. Atau, ketika orangtua tidak sempat mencapai sesuatu di masa lalu, sehingga mereka membebani anak-anaknya untuk mencapainya. Tekanannya sangat besar bagi anak dan itu akan membuat mereka kehilangan masa kecil yang bahagia.

Keempat, being too strict atau terlalu keras kepada anak. Ajari anak untuk menjadi kreatif dan mengambil inisiatif dalam berbagai situasi. Menjadi terlalu ketat akan membuat mereka terlalu terbiasa dengan kontrol eksternal.

Minimalkan ucapan, "Kamu harus.." atau "Kamu semestinya..", ketika situasinya sebenarnya fleksibel. Marina bahkan mengatakan bahwa orangtua perlu mengajari anak mereka untuk bermimpi dan tidak mengikuti perintah.

Ini akan membuat anak menyadari apa yang sebenarnya mereka inginkan. Lebih penting lagi, mereka membutuhkan dukungan orangtua untuk mengejar mimpi mereka. 

Karenanya, terus semangat belajar menjadi orangtua terbaik untuk si buah hati. Salam sukses selalu untuk para orangtua di mana pun kalian berada!<Umi Anisah>

 

Referensi:

Tripboba Article. 8 Parenting Mistakes According to a Famous Psychologist You Must Avoid!. Agustus, 2020.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME (k)
    add Whatshapp : +85515373217 x-)

    BalasHapus