Nahyez613 -- Teringat pesan ustadz saat nyantri, “Manfaatkanlah sesuatu yang ada di sekitarmu tanpa harus membuat sesuatu yang baru, sehingga yang lama dibuang atau dilepaskan.” Hal inilah yang dilakukan Siti Mubarokah, alumnus Gontor Putri 2005 yang sukses membangkitkan usaha orangtuanya di bidang ekspedisi rempah yang sempat terhenti karena krisis.
Setelah lulus pesantren, perempuan yang akrab dipanggil Okah ini melanjutkan pengabdiannya kepada orangtua dan lanjut menikah dengan pasangan pilihan orangtuanya.
Melihat usaha orangtua yang sudah terbengkalai ia dan suami bermufakat untuk membangkitkan kembali usaha tersebut.
Ibu tiga anak itu pun memulai usaha dengan modal awal Rp75 juta. Hasil dari menjual mobil pribadi yang kemudian ia gunakan untuk membayar uang muka pembelian satu unit truk bekas. Omsetnya saat itu mencapai 10-12 juta per satu unit truk.
"Waktu itu di rumah ada mobil pribadi milik orangtua. Saya pikir daripada harus menanggung beban pajak saja tiap tahun, lebih baik dijual diganti mobil truk untuk memulai usaha kembali," cerita Okah.
Usaha yang ia bangkitkan kembali sejak tahun 2008 itu, kini membuahkan hasil dan terus berkembang hingga memiliki 7 unit truk pengangkut rempah dengan omset sebesar Rp 78 juta per bulan.
Selain usaha ekspedisi, mantan bagian cafetaria ini juga mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak yang diberi nama At Tohirin. Sehingga Okah harus berbagi tugas dengan suami, dimana ia memegang kendali lembaga pendidikan dan sang suami bertanggung jawab di usaha ekspedisi.
"Awalnya untuk menggaji guru TK saja harus disubsidi oleh ekspedisi. Alhamdulillah, sekarang sudah mandiri dan bisa menghadirkan 11 orang guru TK," terang Okah.
Dalam menjalankan usahanya, ekspedisi maupun lembaga pendidikan, ia dibantu oleh 20 orang karyawan. "7 orang supir, 2 orang penjaga kebersihan, dan 11 Guru TK," jelasnya.
Perjalanan usaha tak selalu indah, apalagi usaha ekpedisi pengangkut rempah memiliki resiko besar di lapangan. Misalnya saja kecelakaan lalu lintas, klaim kerusakan barang pelanggan, kerusakan kendaraan yang bisa menyebabkan lambat sampai tujuan, maupun kriminalitas jalan seperti perampokan.
Hingga suatu hari, cerita Okah, salah satu sopir truk Barokah Jaya Ekspedisi mengalami kecelakaan di daerah Bekasi, Jawa Barat, hingga harus terenggut nayawanya di saat mengantarkan barang pelanggan. "Sampai sekarang kami terus kirimkan al-Fatihah untuk almarhum," ujarnya.
Baginya, salah satu faktor terpenting dalam meraih kesuksesan ialah kekuatan doa, "Jangan pernah lupa doakan orangtua, mertua, guru-guru, dan juga mendoakan semua pihak yang berkaitan dengan kita, baik itu karyawan dan sebagainya," ungkapnya.
Ciptakan Lapangan Pekerjaan
Motivasi utama Okah dan suami mempertahankan usaha orangtuanya ini tak lain agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk banyak orang. "Kita mengharapakan keberkahannya saja," sambung perempuan kelahiran 1987 ini.
Pasalnya, untuk biaya hidup sehari hari sudah terpenuhi dari gaji suaminya yang juga seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Okah mengutip sebuah ungkapan, "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama." Dari usaha ini, lanjutnya, saya mendapatkan pelajaran hidup tentang kesederhanaan dan keikhlasan.
Okah pun melihat bahwa dengan keikhlasan (pekerjaan tanpa imbalan materi) ternyata ada hal yang lebih berharga yaitu pengalaman yang bisa mendewasakan akal dan pikiran.
Okah berharap semoga usahanya mampu bertahan dan terus berkembang. "Dari ekspedisi bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi bagi banyak orang," tutup perempuan tangguh berkacamata tersebut. (RF/DL)
Telah dimuat di Majalah Gontor dan Gontornews.com


0 Komentar