"Kalau saja ada gambarnya, mungkin saya bisa lebih jelas memahaminya". Ucapku dalam hati.
Ketika menjalani masa pengabdian di pondok pun, buku ini selalu menjadi bagian dari hari-hariku. Selama 7 tahun bersamanya, dan kini saya membawa buku ini ketempat asalnya. Ketika berada di Inggris belumlah lengkap apabila belum mengunjungi kota London. Perjalanan dari rumah kami menuju London menggunakan kereta api.
Setelah 40 menit maka kami tiba Waterloo Station, stasiun utama kota London. Perjalanan kali ini hampir sama persis dengan apa yang tertulis di buku English Lesson.
London yang terkesan klasik, padat, dan sibuk, selayaknya ibu kota pada umumnya. Berjalan kaki adalah hal yang biasa di kota ini, beberapa alasan diantaranya adalah karena pemberhentian bis yang berlokasi cukup jauh dan sulit mendapatkan tempat parkir. Pemandangan hilir mudik pejalan kaki dengan membawa koper-koper besar adalah hal lumrah karena ini akhir liburan musim panas sehingga banyak yang menghabiskan sisa liburannya di kota ini.
Pengalaman pertama berjalan kaki selama 30 menit sungguh luar biasa, saat merasa lelah maka kami berhenti sejenak, memakan roti dan meminum segelas capuccino lalu memberi makan burung-burung merpati, sangat menyenangkan!
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan danmengunjungi tempat-tempat iconic seperti St. Paul's Cathedral, Buckingham Palace, London Eye, Tower Bridge, Big Ben, Westminster Abbey dan Trafalgar Square. Disepanjang kota London, tidak hanya bahasa Inggris yang saya dengar tetapi banyak diantara mereka yang juga berbahasa Arab, ah serasa berjalan di pondok dahulu dimana kami hanya diperkenankan menggunakan dua bahasa resmi, yaitu Arab dan Inggris.
Hal yang tak boleh dilewati adalah menyaksikan upacara pergantian para prajurit penjaga Buckingham Palace. Tepat pada pukul 11 siang setiap harinya Penjaga berseragam merah dengan topi tinggi akan berbaris dengan iringan musik khas kerajaan Inggris.
Perjalanan selanjutnya kami terjebak kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh demonstrasi, bis pun terlambat datang hingga hampir 1 jam. Akhirnya saya pun memanggil taxi yang melintas,
"Taxi..taxi..." kataku seraya melambaikan tangan.
Perjalanan dilanjutkan dengan taxi yang tarifnya lebih mahal daripada bis, karena untuk efesiensi waktu dan pengalaman pertama naik taxi di London. Agar perjalanan ini lebih lengkap, maka kami sempatkan berkunjung ke London Central Mosque. Karena hari Jumat maka saya pun ikut shalat Jumat. Ini adalah shalat Jumat pertama saya. Banyak muslimah dari berbagai negara, mayoritas dari Timur tengah. Khutbah Jumat dalam dua bahasa, Arab dan Inggris. Masjid ini sangat luas, di area masjid terdapat toko buku dan restoran halal masakan Pakistan.
Mengunjungi berbagai tempat di London, tidak cukup sehari, membutuhkan setidaknya 3 hari agar bisa menikmati suasana kota ini secara utuh.
Pengalaman ini membuatku sadar bahwa doa dari hati kecil dahulu itu sekarang menjadi kenyataan. Allah SWT tidak hanya memberi gambar tetapi memberikan kesempatan saya untuk melihat London dari dekat. Masha Allah.
Iecha13

0 Komentar