Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Sederhana Dalam Berpuasa


Sederhana dalam berpuasa


Nahyez 613 -- Bulan Ramadhan adalan bulan istimewa yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh umat Islam sedunia, tidak terkecuali Muslimin di Indonesia. Semoga di bulan Ramadhan nan suci ini, kita semua diberi kesempatan dan kemudahan oleh Allah SWT agar dapat memanfaatkannya untuk beribadah semaksimal mungkin. Baik beribadah dengan perbuatan, perkataaan, maupun dengan harta kekayaan yang kita miliki.

Salah satu ibadah yang paling disukai umat Muslim dalam bulan puasa adalah ketika berbuka puasa dan menyegerakan buka puasa yang mana hukumnya adalah sunnah. Hadits No. 658 dari kitab Bulughul Maram :

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْه)

Dari Sahl bin Sa’ad RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” Muttafaqun ‘alaih.

Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan hafizhohullah berkata, “Hendaklah setiap Muslim bersemangat mengamalkan sunnah ini, yaitu menyegerakan waktu berbuka. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyibukkan diri di sore hari dengan membaca al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa. Janganlah pada saat itu ia keluar dari rumahnya kecuali dalam hal penting saja, sehingga ia tidak luput dari banyak kebaikan. Jangan sampai ketika muadzin sedang menyerukan adzan, tetapi ia justru berada di jalan menuju rumahnya, lalu ia melewatkan waktu untuk berdoa saat berbuka, dan juga melewatkan waktu untuk menyegerakan berbuka.” Minhatul ‘Allam 5:28.

Jelas sekali pesan yang telah disampaikan oleh Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan, bahwasanya momen disaat menanti waktu berbuka puasa adalah waktu yang sangat bisa dimanfaatkan untuk melakukan ibadah sunnah lainnya seperti membaca al-Qur’an, berdzikir dan berdoa. 

Namun sangat disayangkan, di Indonesia khususnya terdapat tradisi yang kurang tepat dalam menjalankan ibadah buka puasa. Hampir di setiap kota memiliki tempat atau pasar dadakan yang menyediakan berbagai macam pilihan makanan untuk berbuka puasa. 

Sehingga waktu istimewa yang harusnya bisa dimanfaatkan untuk beribadah sembari menunggu waktu berbuka, justru terbuang sia-sia untuk sekedar ngabuburit mencari makanan atau minuman buka puasa.

Sebagian besar umat Islam memiliki daya konsumsi yang tinggi di bulan Ramadhan sampai mendekati perayaan Idul Fitri. Karena pada bulan ini banyak yang menyediakan makanan dan minuman istimewa. Sehingga tanpa kita sadari sudah kebablasan dalam berbelanja dan sudah berperilaku boros serta berlebihan mengikuti hawa nafsu saja. 

Kita pun sering lupa mengingat esensi dan juga tujuan daripada Allah SWT memerintahkan kita melakukan ibadah puasa yaitu menjaga hawa nafsu dan menjadi hamba yang bertakwa.

Allah SWT berfirman : 

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلاَ تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لاَ يُحْبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ( الأعراف : 31)

“Dan makan dan minumlah kalian, tapi janganlah kalian berlebih-lebihan. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” QS. Al-A’raf 31.

Dan di dalam ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman :

وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْا إِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا (الإسرآء : 26-27)

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan. Dan syetan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” QS. Al-Isra’: 26-27.

Allah SWT memberikan petunjuk kepada hamba-Nya untuk tidak berlebih-lebihan ketika makan dan minum, karena tujuan daripada makan dan minum adalah untuk mempertahankan kehidupan dan menjamin kesehatan tubuh agar selalu sehat dan kuat untuk bekerja dan beribadah. 

Apabila disaat berbuka puasa kita memakan dan minum secara berlebihan, otomatis akan menimbulkan rasa kenyang yang berlebih juga. Akibatnya menimbulkan rasa malas untuk melakukan ibadah lainnya. Jika itu yang terjadi, maka kita termasuk hamba-Nya yang merugi karena dengan sadar kita sendirilah yang merusak esensi puasa untuk menahan diri dan mengekang hawa nafsu.

Demikian penjelasan singkat mengenai kesederhanaan dalam berpuasa. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang selalu bersikap sederhana dan pertengahan dalam segala hal yang baik dan dicintai oleh-Nya. Dan semoga Allah melindungi kita dari sifat boros dan berlebihan dalam makan, minum, juga berpakaian, serta gemar menginfakkan harta di bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul fitri nanti. <Fathul Jannah>

Posting Komentar

0 Komentar