Memahami Gaya Belajar Anak
oleh : Imraatul Mudzakirah, S.Psi
Dahulu, di jaman kita masih sekolah tahun 90-an, cara belajar kita selalu satu arah. Saat itu, anak yang cerdas adalah anak yang berhasil meraih peringkat atau juara dikelas serta unggul di pelajaran matematika atau IPA .
Selain itu, murid adalah penerima informasi yang seolah tidak diperkenankan untuk memberikan feed back, cukup dengarkan dan pahami, itu saja. Murid dianggap berhasil diajari jika hasil ulangan dan ujiannya bagus.
![]() |
| doc foto. google.com |
Akan tetapi, saat ini paradigma mengajar sudah bergeser, tidak lagi seperti cara guru atau orang tua kita dulu mengajar. Kecerdasan anak pun saat ini dilihat berbeda. Masing- masing anak memiliki kecerdasannya, tidak semua anak harus berprestasi di bidang akademik.
Selain itu, murid adalah penerima informasi yang seolah tidak diperkenankan untuk memberikan feed back, cukup dengarkan dan pahami, itu saja. Murid dianggap berhasil diajari jika hasil ulangan dan
ujiannya bagus.
Dari perspektif guru, ortu, atau pendidik, jika anak tidak dapat mengikuti cara mengajar kita, maka kita harus menyesuaikan dengan cara anak bisa belajar.Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menerima suatu informasi, begitu pula anak kita.
Ingatkah kalian dengan bagaimana dulu di pondok kita belajar ? Jika kita perhatikan, teman-teman kita pun memiliki cara yang berbeda-beda dalam belajar. Contohnya, saya lebih suka belajar di tempat sepi dan sendiri, karena bisa lebih konsentrasi memahami maqolah. Teman-teman lainnya, lebih suka belajar bersama-sama sambil berdiskusi.
"Begitu pula dengan anak kita, mereka memiliki cara nya sendiri menerima informasi dengan optimal. Untuk itu, sudah saatnya kita sebagai orang tua belajar untuk memahami bagaimana learning style anak, yang akan mempengaruhi bagaimana kita mengajar mereka dan lebih jauh lagi akan berpengaruh pada sejauh mana mereka dapat menyerap informasi yang kita berikan."
Sebelumnya, ada beberapa hal penting yang perlu kita pahami bersama terlebih dahulu, yaitu, untuk apa anak belajar ?
Tujuan anak belajar
- Mengasah rasa ingin tahu anak (intelectual curiosity)
- Meningkatkan daya kreasi dan imajinasinya (creative imagination)
- Menstimulasi anak untuk selalu bergairah untuk menemukan sesuatu (art of discovery and invention)
- Meningkatkan akhlak mulia (noble attitude)
Fokuslah pada empat hal diatas selama mendampingi anak kita belajar
- Apakah rasa ingin tahunya meningkat selama belajar bersama kita ?
- Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang selama kita dampingi belajarnya ?
- Apakah anak-anak suka menemukan hal baru atau 'aha moment' yang membuat matanya berbinar ? Seperti, aha! Aku tahu sekarang.. atau ekspresi lainnya
- Apakah akhlak mulianya meningkat seiring dengan ilmu yang ia dapatkan di rumah dan di sekolah ?
Nah, setelah memahami tujuan anak belajar mari kita mengenali beberapa gaya belajar. Dengan ini, kita dapat lebih memahami bagaimana cara anak kita belajar sehingga dapat memberikan pendampingan yang tepat.
T I P E V I S U A L
menyukai belajar dengan visual, warna, gambar, catatan, tabel, diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.
T I P E A U D I T O R Y
berhubungan dengan bunyi, suara, musik, nada, irama,cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan
T I P E K I N E S T E T I K
berkaitan dengan segala jenis gerak, aktivitas tubuh, emosi,koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.
Mari kita pahami gaya belajar tersebut secara detail, kita pahami ciri-cirinya dan bagaimana strategi kita untuk mendampingi anak-anak dengan gaya belajarnya masing-masing.
GAYA BELAJAR VISUAL
Mereka cenderung berbicara dengan cepat, visualisasi sangat penting perannya dalam proses belajar. Menggunakan alat peraga atau media akan sangat membantu anak dengan tipe ini. Ajak anak untuk menemukan objek yang berhubungan dengan pelajaran atau gunakan media peraga atau gambarkan di papan tulis. Mereka harus melihat gerak tubuh dan ekspresi wajah guru/ibunya agar dapat mengerti pelajaran, biasanya mereka lebih suka duduk di depan agar dapat memperhatikan dengan jelas. Pembelajar visual berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan dapat belajar lebih cepat menggunakan tampilan visual, seperti diagram, buku bergambar, atau video.
CIRI GAYA BELAJAR VISUAL
- Berbicara agak cepat
- Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
- Tidak mudah terganggu oleh keributan
- Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
- Lebih suka membaca daripada dibacakan
- Pembaca cepat dan tekun
- Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
- Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
- Lebih suka musik
- Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
STRATEGI BELAJAR
- Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
- Gunakan warna untuk meng-higlite hal-hal penting.
- Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
- Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
- Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
GAYA BELAJAR AUDITORI
Mereka melirik ke kiri atau ke kanan mendatar saat berbicara, dan mengandalkan pendengarannya dalam belajar. Dapat belajar lebih cepat dengan berdiskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru/ibu katakan. Mereka dapat memahami makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Membaca teks dengan keras, mendengarkan audio atau suara dapat membantunya menghafal dengan lebih cepat.
CIRI GAYA BELAJAR AUDITORI
- Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
- Mudah terganggu oleh keributan
- Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
- Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
- Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
- Biasanya ia pembicara yang fasih
- Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
- Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
- Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
- Berbicara dalam irama yang terpola
- Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
STRATEGI BELAJAR
- Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
- Ajak anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
- Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
- Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
- Biarkan anak merekam materi pelajarannya menjadi audio dan ajak dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
GAYA BELAJAR KINESTETIK
Anak dengan tipe ini cenderung berbicara lebih lambat, dan belajar melalui gerakan, sentuhan, dan praktek. Akan sulit bagi mereka untuk duduk diam berjam-jam karena mereka memiliki keinginan yang sangat kuat untuk beraktifitas dan
bereksplorasi
CIRI GAYA BELAJAR KINESTETIK
- Berbicara perlahan
- Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
- Belajar melalui memanipulasi dan praktek
- Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
- Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
- Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
- Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
- Menyukai permainan yang menyibukkan
- Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
- Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
STRATEGI BELAJAR
- Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
- Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan objek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
- Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
- Gunakan warna terang untuk menghighlite hal-hal penting dalam bacaan.
- Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Dengan mengamati perkembangan anak, maka kita akan mengenali gaya belajar mereka. Seiring dengan itu, kita juga akan lebih mudah mengamati gaya belajar, mengajar, dan gaya bekerja diri sendiri. Ini akan membuat proses belajar lebih membahagiakan,dan membuat kita terus- menerus ingin belajar dan belajar.
Anak- anak menyukai permainan, karena mereka banyak berekplorasi dari situ, mendapat banyak energi baru yang luar biasa. Jika kita mampu memaknai belajar dan bekerja seperti bermain, maka belajar akan selalu menjadi aktifitas mengasyikkan dan menciptakan energi baru dalam diri. Anak- anak menemukan energi baru dalam proses belajarnya dan kita menemukannya dalam proses berkerja.
Sumber : Materi Bunda Sayang Game Level 4- Institut Ibu Profesional
Sumber : Materi Bunda Sayang Game Level 4- Institut Ibu Profesional

0 Komentar