Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Medsos Mengantarkannya Jadi Pengusaha Kue



Nahyez 613- Media sosial (medsos) bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan rupiah jika kita bijak dalam memanfaatkannya. Inilah yang dilakukan Siti Mucholifah (32).

Ibu tiga anak itu memulai karier usahanya dengan memanfaatkan informasi dari media sosial. Kalau melihat dari latar belakang pendidikannya, berjualan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Namun ketidaksengajaan lantaran sering melihat resep masakan di media sosial, telah membawanya pada kesibukan sebagai pengusaha kue kering dan kue trandisional.

Melihat semangat para ibu rumah tangga yang selalu upload hasil karya dapur mereka, saya menjadi termotivasi, jelasnya kepada Majalah Gontor.

Hal itulah yang terus dilakukan perempuan yang akrab dipanggil Molly yaitu dengan mempelajari beberapa resep dan mempraktikkannya langsung untuk disuguhkan kepada anak dan suaminya.

Dengan percaya diri, ia pun terus mengkreasikan masakan-masakannya sebaik mungkin. Ia pun mencoba menjajakan hasil kreasinya ke pasaran untuk bisa menghasilkan pundi rupiah.

Setelah percaya diri dengan resep yang sudah diujicoba, saya minta ridha suami untuk memodali saya usaha, akunya.

Saat itu, ia diberi modal Rp 500 ribu. Uang itu digunakan untuk membeli sebuah oven kompor dan bahan-bahan untuk membuat kue.

Moli memanfaatkan media sosial untuk memasarkan kue-kuenya dengan merek @dapur_naziie. Selain itu juga dilakukan promosi melalui mulut ke mulut, sehingga banyak pelanggan yang memesan kue-kuenya, baik untuk acara kecil seperti arisan hingga acara-acara besar.

Omset awal pada waktu itu hanya Rp 300 ribu saja, tapi Alhamdulillah saat ini sudah bisa mencapai Rp 5-6 juta, jelasnya.

Omset yang ia peroleh biasanya tergantung dengan banyaknya pesanan para pelanggannya. Saat orderan berjumlah banyak maka omset yang ia peroleh juga akan banyak, demikian sebaliknya.

Hal yang meningkatkan omset, lanjut Molly, adalah giat mempromosikan usahanya, dengan bantuan suami dan saudara-saudaranya. Sehingga sampai saat ini banyak orang yang sudah mengenal usahanya dan berlangganan kue kepadanya.

Selain menjual kue-kue tradisional, Molly juga menyediakan kue-kue kering, cemilan hingga kue kekinian. Semua ia peroleh dari usahanya mengotak-atik resep. Hingga menu yang dijajakan dapur naziie sangat variatif, tujuannya tak lain untuk memanjakan pelanggannya." Tiap pekan kita ganti menu, biar customer nggak bosen dan lebih variatif aja," ungkapnya.

Bangga dengan Kreasi Sendiri

Meskipun memulai dengan mengintip resep di media sosial, namun hal tersebut tidaklah mudah. Tidak jarang ia menemukan kegagalan dalam pembuatan kue.

Namun ia tidak menyerah, terus berinovasi dan tidak takut mencoba sehingga bisa menghasilkan aneka kue. Bahkan yang lebih membahagiakannya lagi, hasil kreasi tangannya tidak hanya dicintai oleh suami, anak maupun keluarganya, namun para pelanggan setianya.

Menurutnya, kesuksesan tidak selalu dinilai dari materi namun juga dari kepuasan pribadi dan kepuasan para pelanggan. Hal yang tidak semua orang bisa melakukannya meskipun sesungguhnya mereka sanggup.

Oleh sebab itu, ia sangat bersyukur kepada Allah SWT. Keputusannya untuk mundur sebagai tenaga pengajar agar bisa mendidik anak-anak dengan lebih baik, telah memberikan bonus yang begitu besar melalui usahanya tersebut.

Ia juga sangat berterima kasih kepada suami yang selalu mendukung keputusannya. Sehingga menjadi motivasi bagi Molly untuk terus produktif tanpa harus meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu.

Sesekali mereka (anak-anak) bermain bersama saya sekaligus membuat pesanan, akunya.

Ia berharap usaha yang berawal dari dapur rumah ini akan lebih berkembang ke depannya, lebih banyak dikenal orang, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Khususnya untuk warga sekitar, ucapnya.

Pelajaran dari Pondok

Sebagai alumni Pondok Modern Gontor Putri 2005, Molly selalu menjadikan salah satu mahfudzat yang ia pelajari selama menimbah ilmu di Gontor dalam kehidupannya sehari-hari. Baik untuk diri pribadi, keluarga maupun orang lain.

Ijhad wala taksal, wala takun ghofilan, fanadamatul uqba liman yatakasal, jelasnya.

Kalimat yang memiliki arti bersungguh-sungguhlah dan jangan malas, dan jangan menjadi orang-orang yang lalai, maka penyesalan hanyalah bagi orang-orang yang malas, itu bagi Molly memiliki arti yang sangat kuat dan berpengaruh dalam kehidupannya, khususnya dalam berkeluarga.

Selain itu, menurutnya, Pondok Gontor selalu mendidik santri-santrinya untuk bersungguh- sungguh dalam segala hal, dan tidak meremehkan sesuatu. Karena itu ia membiasakan diri untuk bersungguh-sungguh dalam hal apa pun.

Dengan membiasakan diri, akhirnya terbiasa. Terbiasa dengan kebiasaan baik tentunya. Kebiasaan baik itulah yang akan mendarah daging dalam diri, paparnya. [Devi Lusianawati]

Sumber : Majalah Gontor dan gontornews.com

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    BalasHapus